PANGKALPINANG – Pasangan Calon (Paslon) Walikota dan Wakil Walikota Pangkalpinang Prof Saparudin dan Cece Desy Ayutrisna mantap melangkah maju dalam ajang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Walikota dan Wakil Walikota Pangkalpinang dengan tekad membawa Kota Pangkalpinang lebih maju.
Paslon yang didukung oleh enam Partai Politik ini PDIP, Demokrat, PPP, PKB, PKN dan PAN melakukan pendaftaran ke kantor KPU Kota Pangkalpinang diantar langsung ratusan simpatisan menggunakan sepeda motor, Jumat (27/6).
Prof Udin secara resmi mendaftarkan diri sebagai Calon Wali Kota Pangkalpinang untuk periode mendatang dengan menggandeng sosok perempuan muda yang cerdas, tangguh, dan penuh kepedulian, Cece Dessy Ayutrisna, calon Wakil Wali Kota yang akan mendampinginya dalam perjuangan ini.
“Bersama, kami membawa tekad tulus untuk menyatukan semangat generasi, menyatukan suara rakyat, dan menyatukan niat untuk membangun Pangkalpinang yang lebih tertata, lebih sejahtera, dan lebih manusiawi. Langkah ini tidak lahir dari ambisi pribadi, langkah ini lahir dari panggilan tanggung jawab moral dan ilmu yang harus menyatu dengan kerja nyata,” ujarnya.
Lebih lanjut, dirinya sebagai akademisi meyakini ilmu tidak seharusnya berhenti di ruang kelas. Ilmu harus hadir di tengah-tengah rakyat menjelma menjadi kebijakan yang membela, program yang menyentuh, dan pelayanan yang memuliakan manusia.
“Saya mencalonkan diri bukan untuk mengejar kekuasaan, tapi untuk menghadirkan pemerintahan yang jujur dalam janji, nyata dalam kerja, dan bersih dalam tata kelola. Kami ingin mewujudkan pemerintahan yang berpijak pada kinerja dan prestasi, bukan pada kedekatan dan jual-beli jabatan,” ungkapnya.
Katanya, setiap orang yang bekerja di lingkungan Pemkot harus merasa bahwa integritas dan kemampuanlah yang dihargai, bukan titipan, bukan transaksional. “Kami ingin membangun pemerintahan yang mendengar dari bawah, dan berpihak kepada mereka yang selama ini sering dilupakan, rakyat kecil, buruh harian, pedagang kaki lima, anak muda yang gelisah mencari kerja dan emak-emak yang mengatur dapur dengan penuh kecemasan,” tegasnya.
“Kami ingin membuka jalan bagi anak-anak muda Pangkalpinang untuk tumbuh dan
berkarya di kotanya sendiri. Kami ingin memastikan pendidikan yang setara, pelayanan kesehatan yang layak dan kota yang tidak hanya maju secara fisik, tetapi juga adil secara sosial. Kami ingin menjadikan Pangkalpinang sebagai kota yang bersahabat untuk usaha kecil, kota yang mendukung, bukan membebani,” tambahnya.
Kata Prof Udin, pihaknya sadar, bukan yang paling sempurna, tapi Prof Udin dan Cece Desy datang dengan semangat kolaborasi, kerendahan hati untuk terus belajar dari rakyat dan tekad kuat untuk bekerja dari hati.
“Karena bagi kami, Pangkalpinang bukan sekadar berada di peta, Ini rumah kita yang harus kita jaga dan kita bangun bersama. Dengan cinta, dengan tanggung jawab, dan dengan keberanian, ” tutupnya.
Sementara, Calon Wakil Walikota Pangkalpinang, Cece Desy menambahkan, dirinya tidak hanya bicara sebagai calon pemimpin, tapi juga sebagai anak perempuan yang dibesarkan oleh seorang ibu pekerja keras, seorang emak-emak Pangkalpinang yang mengajarivarti sabar, tangguh,
dan tidak pernah menyerah demi masa depan anak-anaknya.
“Dari beliau saya belajar, bahwa cinta dan perjuangan seorang ibu bukan hanya urusan rumah tangga, tapi kekuatan yang bisa mengubah arah kota. Sebagai perempuan yang lahir dan tumbuh besar di Pangkalpinang, saya tahu betul apa yang jadi keluhan banyak Mak-Mak di kota ini. Mulai dari urusan dapur yang kadang tak ngebul, biaya bersalin yang sering bikin pusing, kebutuhan gizi untuk ibu hamil dan menyusui, biaya berobat, kebutuhan anak sekolah, hingga sulitnya mencari kerja yang ramah untuk perempuan,”‘ jelasnya.
Dirinya maju bersama Prof Udin ini, karena tidak mau perempuan terus hanya jadi penonton. Dirinya ingin Mak-Mak punya ruang yang layak, suara yang didengar dan hidup yang lebih pasti.
“Saya ingin memastikan tidak ada lagi Mak-Mak yang bingung cari bantuan di tengah
kesulitan:yang menjadi tulang punggung keluarga tanpa arah masa depan yang jelas dan tidak ada lagi perempuan yang merasa sendirian dalam mengurus keluarganya. Pangkalpinang ke depan harus dibangun dengan hati yang mengerti dan tangan yang bekerja dan sebagai perempuan, saya percaya kami punya keduanya. Karena itu saya berdiri di sinivuntuk membawa suara Mak-Mak masuk ke ruang kebijakan, demi kehidupan yang lebih adil, lebih aman, dan lebih berpihak. Mak-Mak kota ini sudah terlalu lama ada di barisan belakang. Sekarang waktunya kita melangkah bersama. Bukan hanya mendukung, tapi ikut menentukan. Karena kalau bukan kita yang bersuara, siapa lagi yang akan memperjuangkan nasib kita?,” tegasnya.